ADA SELEKSI SEKOLAH UNTUK IKUTI KURIKULUM
PROTOTIPE
Sekolah yang akan mengikuti Kurikulum Prototipe
harus melewati seleksi. Penerapan kurikulum ini berjenjang di
kelas I dan IV SD, kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK sederajat.
JAKARTA,KOMPAS — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi membuka opsi bagi sekolah-sekolah untuk menerapkan Kurikulum Proto-tipe mulai Juli nanti. Meskipun pemberlakuan Kurikulum Pro-totipe merupakan pilihan sekolah secara bertahap dalam dua tahun ke depan, sekolah yang berminat menerapkan kuriku-lum yang sudah diujicobakan di 2.500 sekolah penggerak ini harus mendaftar dan disurvei level kesiapannya.
Kurikulum Prototipe kini terus
disosialisasikan kepada berbagai pemangku kepentingan
pendidikan di daerah. Dengan Kurikulum Prototipe, para guru
didorong untuk menerapkan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi
ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi
dasar.
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,Kebudayaan, Riset, dan Tek-nologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo,Senin(10/1/2022), di Jakarta, mengatakan pemerintah pusat memberi opsi kepada sekolah dalam penerapan Kurikulum Prototipe. Ada mekanisme pendaftaran dan survei untuk menentukan level kesiapan. ”Nanti akan ada sekolah yang disarankan mulai dengan pelatihan dan penerapan terbatas dulu di tahun ajaran 2022. Artinya, sekolah masih menggunakan Kurikulum 2013, namun dengan mencoba beberapa elemen Kurikulum Prototipe. Nah,sekolah yang sudah lebih siap, bisa menerapkan secara lebihnutuh,” kata Anindito.
Proses pendaftaran, menurut Anindito,
akan dikelola pusat dengan melibatkan pemerintah
daerah. Sampai saat ini pendaftaran belum dibuka karena masuk
dalam detail-detail yang masih disiapkan.
Penerapan Kurikulum
Prototipe ini mulai berjenjang di kelas I dan IV
SD,
kelas VII SMP, dan kelas X SMA/SMK sederajat.
Dalam acara Sosialisasi Kurikulum dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi
Barat di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pekan lalu,
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Kemendikbudristek Zulfikri Anas menyampaikan, Kurikulum Prototipe akan mulai ditawarkan
secara lebih masif pada tahun 2022-2024. Kemendikbudristek
akan memberikan bimbingan intensif mengenai Kurikulum Prototipe kepada sekolah
dan dinas pendidikan melalui unit di pusat dan daerah.
Penerapan Kurikulum Prototipe menjadi strategi
percepatan pemulihan pendidikan dan memitigasi kehilangan pembelajaran
(learning loss) akibat pandemi Covid-19. Ini tecermin dalam
karakteristik Kurikulum Prototipe, yaitu
fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik. Kurikulum Prototipe fokus pada
materi esensial sehingga guru punya cukup waktu untuk pembelajaran
yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi
dan numerasi. ”Materi yang padat itu cenderung membuat
guru menceramahi anak tentang materi yang ada, dari
awal sampai akhir, kemudian mengejar target kompetensi, sehingga tidak sempat mengecek
apakah anak sudah paham atau tidak,” ujar Zul-fikri.
Selain itu, Kurikulum Proto-tipe akan
mendorong pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan
keterampilan nonteknis (soft skills) dan
karakter Profil Pelajar Pancasila, yaitu
keimanan, ketakwaan dan akhlak
mulia, gotong royong, kebinekaan
global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas.
Anggota
Komisi X DPR, Ratih Megasari
Singkarru, mengingatkan Kemendikbudristek
untuk serius menyiapkan guru-guru yang akan menerapkan
Kurikulum Prototipe ini.
Para guru yang terkendala akses informasi
diharapkan diberi tambahan
bimbingan agar lebih paham
dan menerapkan Kurikulum
Prototipe dengan baik.
Secara
terpisah, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Diana
Setiyawati, menyoroti, kenormalan baru membawa angin
segar dalam meredakan kasus Covid-19.
Protokol kesehatan yang
ketat, pembatasan sosial dan
wilayah, serta keberadaan satuan
tugas Covid-19 terbukti efektif
mengatasi dampak penyebaran Covid-19.
Namun, di sisi lain muncul dampak
negatif dari kenormalan baru. Beberapa studi menunjukkan bahwa dampak ne-gatif
ini melahirkan perilaku individu
yang tidak sehat, seperti kecemasan, kemarahan,
kesedihan, lemahnya efikasi diri, mudah tersulut emosi, dan makin
maraknya kecanduan ga-wai. ”Untuk
sistem pendidikan perlu dilakukan penyusunan ragam
kurikulum yang sesuai untuk metode pembelajaran jarak jauh,
tatap muka, ataupun bauran antara keduanya. Hal ini tentunya
perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas guru sehingga mampu merancang pembelajaran
dengan tepat, ”ujar Diana.
Memberdayakan sekolah
Anindito mengatakan, Kuri-kulum
Prototipe tidak langsung ditetapkan untuk semua sekolah,
tetapi sebagai opsi yang bisa dipilih sekolah. Tujuannya untuk
menegaskan bahwa sekolah memiliki kewenangan dan tanggung
jawab mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan konteksnya. Selain itu, guna
mewujudkan perubahan kurikulum nasional terjadi secara
lancar dan bertahap. Menurut dia, terkait kurikulum
sebenarnya tugas pemerintah adalah menetapkan kerangkanya, bukan menetapkan
kurikulum yang sudah operasional dan siap digunakan begitu saja oleh
sekolah.
Tugas sekolah untuk menyusun kurikulum yang operasional. ”Jadi,
kurikulum antar sekolah bisa dan seharusnya berbeda, sesuai dengan karakteristik
murid dan kondisi sekolah. Tentu asalkan mengacu pada kerangka
yang sama,” ujarAnindito. Sayangnya,
kata dia, ekosistem pendidikan sudah lama dianggap sebagai pelaksana kebijakan
pusat. Akibatnya, paradigma yang berkembang adalah kepatuhan pada aturan, bukan
rasa berdaya sebagai pekerja profesional. Regulasi
kurikulum dari pusat pun sering dianggap sebagai resep
atau instruksi. Sampai untuk format dokumenpun banyak
yang merasa perlu diseragamkan dari pusat. Selain karena kapasitas guru yang
tidak
siap, masalah ini juga terjadi akibat regulasi yang kaku,
rinci,dan
menyeragamkan. ”Lewat opsi kurikulum, kami ingin
menegaskan bahwa sekolah bertanggung jawab untuk merefleksikan
kerangka kurikulum mana yang cocok untuk mereka,”
kata Anindito. (ELN)
sumber : https://epaper.kompas.id/pdf/show/20220111
dapatkan
dokumen kurikulum prototype
disini :
https://drive.google.com/file/d/1sadGBDoAro_-B3ufwp1Q2ZBiH35Quv5t/view?usp=sharing
pembelajaran dan asesmen :
https://drive.google.com/file/d/1S4c-V5u-FDh5Ia8Avyd34wZau7_CBtFQ/view?usp=sharing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar